Belajar KPIP Itu Mudah Loh !

KPIP atau yang biasa disebut Konsep Pengembangan Ilmu Pengetahuan (bukan "Kuliah Penghancur Indeks Prestasi.. hehe..) adalah mata kuliah yang mengintegrasikan semua ilmu pengetahuan, tidak membagi - bagi ilmu menjadi sekat yang berbeda. Ilmu ini sangat berguna bagi kita untuk melihat dunia tidak hanya dari satu sudut pandang saja, tapi dengan 2,3 atau bahkan dari banyak sudut pandang yang tentu saja berbeda. Hal ini tentunya berguna agar kita mampu melihat sains, ilmu, dan teknologi sebagai satu kesatuan yang utuh dan tidak dibagi-bagi.

Oh ia, hampir lupa nih. Blog ini ditujukan sebagai tugas akhir mata kuliah KPIP. Semoga blog ini dapat membawa manfaat bagi perancang dan pembaca sekalian, karenanya kritik dan saran sangat dibutuhkan bagi blog muda ini. So, selamat menikmati dan jangan lupa baca basmalah dulu yaa... ^_^v

Minggu, 21 November 2010

Plastic Recycle

Sampah & Pengelolaannya
Pernahkah kita menghitung sudah berapa banyak sampah yang kita buang dalam sehari. Sisa makanan, kertas, barang-barang dari plastik, kain-kain bekas, tisu, botol-botol, bahkan mungkin sampai mainan-mainan atau peralatan rumah dan kendaraan yang tak terpakai lagi serta masih banyak lagi. Jika kita sedang jalan-jalan, coba lihat tempat sampah di wilayah pertokoan. Tempat sampah disana mungkin jadi menggunung dengan kardus-kardus bekas, kemasan styrofoam, kantong plastik, sisa-sisa makanan dari restoran, dan lain sebagainya. Lalu coba kita tengok tempat sampah di rumah sakit. Volumenya mungkin sama besarnya, tetapi sampahnya lebih banyak terdiri dari perban bekas, obat-obatan tak terpakai, botol-botol infus dan sebagainya. Diperkirakan bahwa rata-rata penduduk di kota membuang sampah sebanyak 1 - 2 kg sehari.

Jenis-jenis sampah
·         Sampah organik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang bisa terurai secara alamiah/ biologis. Misalnya adalah sisa makanan.
·         Sampah anorganik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai secara biologis sehingga penghancurannya membutuhkan penanganan lebih lanjut. Misalnya adalah plastik dan styrofoam
·         Sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun) yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan berbahaya dan beracun. Misalnya adalah bahan kimia beracun.
·         Kompos adalah sampah yang teruraikan secara biologis, yaitu melalui pembusukan dengan bakteri yang ada di tanah, dan kerap digunakan sebagai pupuk.Jadi bisa dibayangkan banyaknya sampah seluruh kota dalam sehari. Apa jadinya bila sampah-sampah ini tidak tertangani? Tentunya tidak mustahil kalau kota kita tertimbun oleh sampah bukan? Karenanya, kita dianjurkan untuk meminimalkan terjadinya pembuangan sampah terutama yang tergolong sampah B3.

Jenis-jenis plastik dan komponen penyusunnya
Plastik merupakan bagian dari molekul hidrokarbon zat yang penyusun dasarnya adalah karbon dan hidrogen. Contoh dari ikatan kovalen diantaranya:
Ikatan tunggal C-C, ikatan ganda C=C, atau ikatan rangkap 3 C?C.

Karbon mempunyai kemampuan untuk berikatan membentuk rantai yang panjang seperti
oktane: CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3.
Plastik yang mempunyai struktur paling sederhana adalah polyethylene (PE). Umumnya susunan molekul dari PE terdiri dari sekitar 1000 atom karbon didalam tulang punggungnya. Molekul dari plastik sering disebut dengan macro molekul karena ukurannya sangat besar dilihat dari panjang rantai karbonnya. Untuk menyederhanakan struktur kimia dari macro molekul, maka digunakan penyingkatan. Bagian terkecil dari rantai karbon yang panjang disebut dengan mer atau monomer. Sering dituliskan seperti berikut.
-[CH2-CH2]n-
dimana n adalah jumlah atau derajat dari polimerisasi. Polimerisasi berarti penggabungan bersama monomer. Sekarang ini ada ribuan jenis plastik, tapi pada dasarnya, atom-atom penyusun inti plastik adalah Karbon (C), Hidrogen (H) dan beberapa tambahan atom Oksigen (O), nitrogen (N), Klor (Cl), Fluor (F), dan belerang (S).

Homopolymer:
Penyusun kimia paling dasar dari plastik disebut dengan homopolymer karena hanya terdiri dari satu struktur dasar. Contohnya:
-[CH2-CH-X]n-
Jika X adalah hidrogen (H), maka bahan tersebut adalah polyethylene (PE). Tetapi ika X adalah klor [Cl], maka bahan tersebut adalah poli vinil klorida (PVC).

Bisa juga dua atom hidrogen (H) diganti dengan atom-atom tertentu menjadi sebagai berikut:
-[CH2-CX-Y]n-

Penyusunan Molekul dari Plastik
Molekul-molekul dari plastik dapat mempunyai dua jenis tipe dalam penyusunan molekulnya, yaitu amorphous dan kristal polimer.

Plastik Amorphous:
Susunan molekul dari plastik amorphous cenderung tidak beraturan. Plastik amorphous biasanya bening atau transparan selama tidak ada filler atau campuran lain. Contoh plastik jenis ini adalah aklirik ditoko-toko.

Plastik kristal:
Susunan molekul dari plastik kristal adalah teratur. Keteraturan ini dapat dibuat dengan cara pendinginan yang relatif lama. Plastik kristal cenderung tidak transparan.
Pada umumnya plastik adalah campuran dari kedua tipe itu. Bagian luar dari plastik cenderung berbentuk amorphous karena proses pendinginan bagian luar relatif cepat. Sementara bagian dalam cenderung berbentuk kristal karena pendinginan memerlukan proses yang lebih lama.

 Negara manakah yang paling banyak penghasil sampah di dunia?



Sampah menjadi masalah…
Pengamatan secara umum mengenai sampah dan pengelolaannya di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia menunjukkan:
1.      Persentase bahan organik tinggi (50-75%), sampah umumnya basah / lembab 
2.      Pada tingkat rumah tangga, kaum wanita umumnya paling berperan dalam pembuangan
sampah 
3.      Pengumpulan ulang, daur ulang dan pengolahan sampah yang lainnya tidak efisien dan tidak terorganisasi secara aman bagi manusia dan lingkungan 
4.      Jika tingkat sosial rata-rata rendah, maka kondisi sarana pelayanan umum yang ada biasanya juga rendah 
5.      Pengelolaan sampah yang kurang baik biasanya juga dibarengi dengan fasilitas air minum yang tidak memadai. Hal ini dapat menjadi penyebab penyebaran penyakit dan kondisi kesehatan yang buruk 
6.      Industri besar dan kecil tidak memberikan perhatian yang cukup dalam pengelolaan sampahnya, sedang pemerintah sendiri sulit untuk membiayai pengelolaan sampah karena hal lain yang harus diprioritaskan 
7.      Daur ulang sering kali ditangani oleh sektor informal, padahal ini pekerjaan penting dan jika pihak penguasa mencoba lebih aktif, hal ini dapat menimbulkan persaingan terbuka 
8.      Belum diterapkannya prinsip bahwa yang memproduksi barang harus mengelola sampah dari barang tersebut (misalnya: pabrik baterai kering harus menerima dan mengelola baterai yang sudah tidak dipakai lagi). 
Bahaya sampah plastik
  • Plastik sangat sulit hancur secara alami dan juga sulit didaur ulang. Setiap sampah plastik yang dibuang, baru akan hancur dalam waktu 200-400 tahun!
  • Walaupun murah bahkan sering diberikan gratis, plastik dibuat dengan menggunakan minyak bumi. Sumber energi yang mulai langka dan sangat dibutuhkan manusia. Di Inggris saja, diperlukan 2 milyar barel minyak untuk industri kantong plastik. Pada akhirnya minyak yang terpakai terbuang sia-sia karena kantong-kantong plastik itu hanya dipakai sekali-dua kali lalu menggunung di tempat penampungan sampah, mencemari lingkungan.
  • Sampah plastik sangat berbahaya buat beberapa jenis hewan. Di Australia tercatat lebih dari 100.000 hewan yang terdiri dari burung, ikan paus, anjing laut dan kura-kura, mati per tahunnya gara-gara menelan atau terbelit sampah plastik. Parahnya lagi, setelah badan hewan yang mati telah terurai, sampah plastiknya akan terbebas lagi ke alam.
  • Membakar sampah plastik menyebabkan zat-zat beracun dari sampah terlepas ke udara yang kita hirup. Polusi udara seperti ini punya dampak serius karena melemahkan kekebalan tubuh dan memicu kanker.
  • Plastik tersusun dari polimer. Dalam proses pembuatannya, ikut dimasukkan sejenis bahan pelembut (plasticizers) supaya plastik bertekstur licin, lentur dan gampang dibentuk. Tapi kalau plastik dipakai buat bungkus makanan, plasticizers bisa mengkontaminasi makanan. Apalagi kalau makanan yang dibungkus masih panas, si plasticizers dan monomer-monomernya makin cepat keluar dan pindah ke makanan lalu masuk dalam tubuh.
  • Kantong plastik kresek yang biasa kita pakai sehari-hari ternyata mengandung zat karsinogen berbahaya karena berasal dari proses daur ulang yang diragukan kebersihannya. Zat pewarnanya juga bisa meresap ke dalam makanan yang dibungkusnya dan menjadi racun.
  • Sampah plastik dari sektor pertanian dunia setiap tahunnya mencapai 100 juta ton. Kalau sampah plastik ini dibentangkan, panjangnya bisa membungkus bumi sampai sepuluh kali.
Bagaimana kehidupan masyarakat kita ke depan, jika persoalan sampah tidak segera diselesaikan. Permasalahan sampah bukan hanya berdampak pada persoalan lingkungan, tetapi juga telah menimbulkan kerawanan sosial dan bencana kemanusiaan. Berbagai kasus, seperti di Bantargerbang, Bojong Gede, dan Leuwigajah, mengingatkan kita bahwa persoalan sampah bukan hal yang sepele. Lalu, apa yang dapat kita lakukan agar sampah tidak menggunung dan membuat lingkungan tidak sehat? Ada beberapa hal kreatif dan efektif yang bisa kita lakukan yaitu menerapkan prinsip 4R : Replace (mengganti), reduce (mengurangi), re-use (memakai), dan recycle (daur ulang).

REPLACE
Ganti dengan barang ramah lingkungan
Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita dnegan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidka bisa didegradasi secara alami
REDUCE
(Kurangi Sampah!)
Coba cara-cara ini :
§     Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah kantong plastik pembungkus barang belanja
§     Membeli kemasan isi ulang untuk shampoo dan sabun daripada membeli botol baru setiap kali habis
§     Membeli susu, makanan kering, deterjen, dan lain-lain dalam paket yang besar daripada membeli beberapa paket kecil untuk volume yang sama
RE-USE
(Gunakan sisa sampah yang masih bisa dipakai!)
Coba cara-cara ini :
§     Memanfaatkan botol-botol bekas untuk wadah
§     Memanfaatkan kantong plastik bekas kemasan belanja untuk pembungkus
§     Memanfaatkan pakaian atau kain-kain bekas untuk kerajinan tangan, perangkat pembersih (lap), maupun berbagai keperluan lainnya
RECYCLE
(Daur Ulang Sampah!)
Daur ulang sendiri memang tidak mudah, karena kadang dibutuhkan teknologi dan penanganan khusus.
Tapi teman-teman bisa membantu dengan cara-cara ini :
§     Mengumpulkan kertas, majalah, dan surat kabar bekas untuk di daur ulang
§     Mengumpulkan sisa-sisa kaleng atau botol gelas untuk di daur ulang
§     Menggunakan berbagai produk kertas maupun barang lainnya hasil daur ulang
Salah satu contoh pengelolaan sampah di Jakarta.  Data terakhir dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta menunjukkan, jumlah sampah di Jakarta mencapai hampir 28.000 meter kubik setiap hari. Komposisinya terdiri dari 65 persen sampah organik dan 35 persen sampah nonorganik. Penyumbang terbesar sampah itu berasal dari sampah rumah tangga yang mencapai sekitar 60 persen dari total sampah yang terdapat di Jakarta setiap harinya.
Sampah plastik jumlahnya juga tergolong cukup besar. Padahal, sampah plastik membutuhkan waktu 200 sampai 1.000 tahun untuk dapat terurai. Data dari Environment Protection Body, sebuah lembaga lingkungan hidup di Amerika Serikat, mencatat ada sekitar 500 miliar sampai 1 triliun tas plastik digunakan di seluruh dunia setiap tahunnya. Itu berarti, sampah plastik jumlahnya terhitung cukup banyak.
Untuk mengurangi sampah plastik itu, ada cara untuk "memendekkan" umur sampah plastik itu dengan membakarnya. Namun hal itu sangat berbahaya, karena kandungan limbah sampah plastik yang terlepas ke udara saat terbakar, dapat membahayakan kesehatan mahluk hidup, termasuk manusia.
Itulah sebabnya, Yayasan Unilever Indonesia bekerja sama dengan sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat, mencoba memberikan penyadaran bahaya sampah plastik tersebut, lewat kegiatan Jakarta Green & Clean yang melibatkan banyak ibu rumah tangga di lima wilayah Jakarta.
Ibu-ibu rumah tangga itu diajak untuk mengubah sampah plastik bekas bungkusan sabun cuci, pewangi busana, pengharum ruangan, dan sebagainya, menjadi karya kreatif yang berguna. Mulai dari dompet berbagai ukuran, tas, sampai payung, dan berbagai pernak-pernik bermanfaat lainnya. Paling tidak itulah yang terlihat dalam kunjungan sejumlah wartawan ke kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dan Cipinang Melayu, Jakarta Timur, 22 Februari lalu.
Ibu-ibu yang menjadi kader lingkungan di kedua tempat itu, terlihat antusias mengumpulkan plastik-plastik bekas bungkusan, yang kemudian dicuci, dikeringkan, lalu dipilah-pilah sesuai jenisnya, dan selanjutnya dipotong-potong, dan dijahit menjadi dompet, tas, payung, dan barang-barang berguna lainnya.
Direktur Human Resources dan Corporate Relation PT Unilever Indonesia Tbk, Josef Bataona, menjelaskan kegiatan para kader lingkungan tersebut merupakan bagian dari program Jakarta Green & Clean. Program yang dimulai pada 2006 itu, kini telah menghasilkan lebih dari 7.000 kader lingkungan di lima wilayah DKI Jakarta.
"Melalui program pemberdayaan perempuan dalam pengelolaan sampah plastik, sebanyak 100 ibu rumah tangga se DKI Jakarta telah dilatih daur ulang sampah plastik, kiat kewirausahaan, dan keterampilan praktis menjahit kemasan bekas menjadi berbagai barang bermanfaat," jelas Josef Bataona.
Ditambahkannya, dari situlah muncul program pemberdayaan perempuan sebagai pengusaha kecil pendaur ulang sampah, menjadi barang-barang yang bernilai guna dan ekonomis, dan sekaligus fashionable pula. Program pemberdayaan masyarakat melalui plastik ini, selain dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat, juga dapat menyelamatkan lingkungan dari bahaya sampah plastik."
Kita tentu berharap, makin banyak lagi program sejenis yang membantu menyadarkan masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah. Sehingga suatu saat, Jakarta memang bisa seperti Singapura, yang modern dan bersih lingkungannya. 
Daur ulang plastik
         Daur ulang plastik adalah melakukan proses dasar daur ulang untuk mengolah sampah plastik menjadi
pellet atau bijih plastik yang merupakan bahan dasar pembentuk plastik menurut produk yang diinginkan.
Dalam proses ini, jenis bahan baku yang digunakan menentukan jenis bijih plastik yang dihasilkan.

 Bahan Baku Daur Ulang
Bahan baku daur ulang dengan kualitas satu merupakan plastik yang belum pernah didaur ulang sebelumnya atau hanya pernah sekali saja didaur ulang.     
Jenis Bahan Baku
Berdasarkan warna dan struktur kimia plastik:
  1. LPDE neutral (kantong dan lembaran plastik berwarna putih maupun transparan).
  2. LPDE black (kantong dan lembaran plastik berwarna hitam maupun sedikit campuran warna yang lain)
  3. LLDPE
Produk
            Produk yang dihasilkan melalui proses daur ulang berupa pellet atau bijih plastik dengan ukuran 4-6 mm.
Tahapan Proses
Tahapan proses daur ulang digolongkan menjadi 2 bagian besar, yaitu:
          Bagian proses sortir bahan baku yang   
   menggunakan tenaga manusia.
          Bagian proses yang menggunakan mesin.
Produksi Bijih Plastik
  1. Sortir
            Merupakan proses pemisahan yang pertama kali dilakukan. Pada proses ini dilakukan  pekerjaan untuk memisahkan bahan baku yang datang dan membuang material/ benda asing yang tidak diharapakan masuk ke dalam proses.
2.      Pemotongan
 Proses ini dilakukan untuk mengurangi ukuran material dan mempermudah  proses selanjutnya, dengan cara memotong atau merajang plastik dalam bentuk asalnya (kantong atau lembaran plastik).


3.Pencucian
Tujuan : agar tidak menggangu proses   penggilingan.

Terdiri dari 2 tahap, yaitu:
  1. Prewashing
            Untuk memisahkan material-material asing terutama agar tidak ikut dalam proses selanjutnya
            Menggunakan media cair sebagai sarana untuk  mencuci material dan membawa                                                                                                                                 
material asing keluar dari proses.

  2.   Pencucian Tahap 2:
            Menggunakan mesin friction water. Materi dicuci kembali oleh ulir menanjak yang berputar pada putaran tinggi sehinggga hasil dari friksi dapat  melepaskan material asing yang masih terdapat pada bahan. Masih menggunakan media air untuk membawa material asing keluar dari proses.
4.Pengeringan
         Secara mekanik yaitu dengan memeras material dengan gerakan memutar sehingga air dapat keluar
         Dengan menguapkan air pada suhu tertentu agar bahan benar-benar terbebas dari suhu yang melekat
5.Pemanasan
         Material yang telah bersih dari pengotor dilelehkan dengan proses pemanasan material pada suhu 2000C.
         Suhu panas dihasilkan oleh heater.
         Selanjutnya lelehan dialirka untuk menuju proses penyaringan

6.Penyaringan
         Dilakukan dengan lembaran besi yang dilobangi sebesar kira-kira 4mm di seluruh permukaannya.
         Diharapkan lelehan plastik akan melewati saringan ini untuk menghasilkan lelehan plastik berbentuk silinder panjang yang nantinya akn dipotong-potong.
7.Pendinginan
            Setelan berbentuk silinder, material dilewatkan pada air dingin sebagai media pendingin.
8.Pencetakan/Penggilingan

         Pencetakan bijih plastik dilakukan dengan membentuk lelehan plastik menjadi berbentuk mie dengan diameter 4 mm.

9.Pembungkusan dan Pemeriksaan
         Dilakukan pembungkusan terhadap material kering dalam karung plastik
         Pemeriksaan untuk mengetahui apakah proses produksi berjalan baik.


Pembuatan kantong plastik menggunakan metode ekstruksi. Pellet (bijih besi) dimasukkan lewat corong, kemudian didorong ke screw baja dan dialirkan di sepanjang bejana barrel untuk dipanaskan. Pada ujung ekstruder, lelehan melalui die untuk menghasilkan ekstrudat dengan bentuk sesuai keinginan.
proses Pembuatan Kantong Plastik 
Bagian-bagian Screw
         Bagian umpan berlekuk saluran terdalam.
         Bagian kompresi berfungsi untuk melelehkan, mencampur, dan mengempa resin, serta mendorong balik udara yang terikut ke bagian umpan.
         Bagian metering memberi tekanan balik dan mengukur penyaluran lewat die sehingga output seragam dan terkontrol.
Persiapan Bahan(1)
            Dilakukan pengujian MFI (Melt Flow Index) untuk menguji viskositas material. Semakin tinggi berat molekul material maka semakin rendah nilai MFInya. Bahan dengan nilai MFI kecil akan membutuhkan suhu yang lebih besar untuk kemudahan alirannya.
Persiapan Bahan (2)
            Jika bahan baku yang digunakan adalah pellet atau bijih plastik hasil daur ulang maka pengujian MFI tidak diperlukan. Material yang digunakan tidak murni dan tidak diketahui komposisi yang sebenarnya. Untuk menghasilkan produk yang baik, langkah yang dilakukan adalah trial and error dan pengontrolan yang intens.
Pencampuran I
Bijih plastik yang sudah dipersiapkan dicampurkan dengan zat aditif yaitu pigmen sebagai pewarna kantong plastik nantinya. Pencampuran dilakukan dengan mixer dalam tabung mixer.
Pengeringan Pellet
Proses pengeringan dilakukan terhadap campuran homogen pellet dan pigmen menggunakan oven dryer. Material dimasukkan ke dalam oven, selanjutnya oven dryer ditutup dan diset pada temperatur sesuai kebutuhan dan sesuai material yang sedang dikeringkan.
PENCAMPURAN II
         Proses pencampuran untuk mendapatkan campuran yang homogen antara material polimer dengan aditif yang sudah berupa lelehan polimer. Pencampuran ini berlangsung dalam mesin ekstrusi
         Pencampuran ini terdiri atas dua macam pencampuran yaitu:
Pencampuran Kering dan Pencampuran Panas
         Pencampuran Kering (Dry Blending)
Pencampuran antara material bijih plastik dengan aditif yang digunakan menjadi homogen tanpa menggunakan panas dan kontak hanya terjadi pada permukaan saja.

Pencampuran Panas (Hot Blending)
Proses Pencampuran antara material bijih plastik dengan aditif agar menjadi homogen menggunakan panas untuk memperoleh dispersi panas yang lebih baik. Beberapa alat yang menggunakan prinsip ini adalah extruder, banbury mixer, dan granulator.
Pembuatan kantong plastic
          Campuran plastik yang sudah melalui proses ekstrusi dengan menggunakan ekstruder yang dilengkapai dengan die akan membentuk lembaran plastik berbentuk tabung. Pembuatan lembaran plastik ini menggunakan air cooling ring(pendingin). Lembaran – lembaran ini kemudian digulung  baru dimasukkan dalam mesin cetak untuk membentuk kantong plastik.

 


 


Sistem Pengelolaan Sampah
Ada berapa cara pembuangan sampah?

Secara garis besar ada tiga yaitu : cara kimiawi melalui pembakaran, cara fisik melalui pembuangan di TPA, dan cara biologis melalui proses kompos. Yang lazim dilakukan untuk sampah dalam jumlah besar adalah secara fisik.
Bagaimana siklus sistem pengelolaan sampah?
Sampah dari rumah-rumah dikumpulkan dan disimpan dalam tempat atau kontainer sementara, untuk kemudian diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) untuk diolah sebelum dibuang.
Mengapa sampah yang dibuang harus diolah dulu?
Tumpukan sampah yang tidak diolah terlebih dulu dapat mengundang lalat, tikus, pertumbuhan organisme- organisme yang membahaya- kan, mencemari udara, tanah dan air, serta... mengganggu kenyamanan kita!

Bagaimana penanganan sampah di TPA?
TPA sering juga disebut landfill, yaitu tempat pembuangan yang memiliki dasar impermeable (tidak tembus air) sehingga sampah yang diletakkan diatasnya tidak akan merembes hingga mencemari air dan tanah disekitarnya. Sampah- sampah yang datang diletakkan secara berlapis, dipadatkan, dan ditutupi dengan tanah liat untuk mencegah datangnya hama dan menghilangkan bau. TPA umumnya dibuat untuk bisa menampung sampah selama jangka waktu beberapa tahun.
Ini merupakan salah satu metoda pengolahan sampah terkontrol dengan sistem sanitasi yang baik.
Sampah dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Kemudian sampah dipadatkan dengan traktor dan selanjutnya di tutup tanah. Cara ini akan menghilangkan polusi udara. Pada bagian dasar tempat tersebut dilengkapi sistem saluran leachate yang berfungsi sebagai saluran limbah cair sampah yang harus diolah terlebih dulu sebelum dibuang ke sungai atau ke lingkungan. Di Sanitary Landfill tersebut juga dipasang pipa gas untuk mengalirkan gas hasil aktivitas penguraian sampah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sanitary landfill , yaitu:
·         Semua landfill adalah warisan bagi generasi mendatang. 
·         Memerlukan lahan yang luas. 
·         Penyediaan dan pemilihan lokasi pembuangan harus memperhatikan dampak lingkungan. 
·         Aspek sosial harus mendapat perhatian. 
·         Harus dipersiapkan instalasi drainase dan sistem pengumpulan gas. 
·         Kebocoran ke dalam sumber air tidak dapat ditolerir (kontaminasi dengan zat-zat beracun). 
·         Memerlukan pemantauan yang terus menerus. 
Apa itu insinerator?
Insinerator adalah perangkat pembakaran sampah yang efisien dan bisa mengurangi polusi udara. Insinerator yang baik memiliki sistem penangkal pencemar udara di cerobongnya (walaupun tetap menyebabkan pencemaran udara), dan sanggup mengurangi volume sampah sampai 80%nya seusai dibakar
Sampah padat dibakar di dalam insinerator. Hasil pembakaran adalah gas dan residu pembakaran. Penurunan volume sampah padat hasil pembakaran dapat mencapai 70%. Cara ini relatif lebih mahal dibanding dengan sanitary landfill, yaitu sekitar tiga kali lipatnya.
Kelebihan sistem pembakaran ini adalah:
a.       Membutuhkan lahan yang relatif kecil dibanding sanitary landfill. 
b.      Dapat dibangun di dekat lokasi industri. 
c.       Residu hasil pembakaran relatif stabil dan hampir semuanya bersifat anorganik. 
d.      Dapat digunakan sebagai sumber energi, baik untuk pembangkit uap, air panas, listrik dan
pencairan logam. 
Kekurangannya terletak pada mahalnya investasi, tenaga kerja, biaya perbaikan dan pemeliharaan, serta masih membuang residu, juga menghasilkan gas.
Secara umum proses pembakaran di dalam insinerator adalah:
a.       Sampah yang dapat dibakar dimasukkan di dalam tempat penyimpan atau penyuplai. 
b.      Berikutnya, sampah diatur sehingga rata lalu dimasukkan ke dalam tungku pembakar. 
c.       Hasil pembakaran berupa abu, selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai penutup sampahpada landfil. 
d.      Sedangkan hasil berupa gas akan dialirkan melalui cerobong yang dilengkapi dengan scrubber atau ditampung untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit energi. 

Jangan bakar sampah sembarangan!
Mengapa? Karena sampah bisa terdiri dari berbagai bahan yang belum tentu aman. Bahan seperti kaleng aerosol dapat meledak bila kena panas, sedangkan bahan dari plastik dan karet dapat menghasilkan gas yang menimbulkan kanker bila dibakar! Bila pembakaran tidak bisa dihindari, pastikan bahwa hanya sampah organik yang dibakar, tidak terlalu banyak sampah basah, dan lakukan jauh dari kerumunan orang banyak atau benda lain yang dapat memperburuk pembakaran. Kita tentunya tidak ingin menyebabkan kebakaran, bukan?
Nah, mudah-mudahan dengan artikel ini kita semakin sadar bahwa masalah sampah jangan dianggap masalah yang sepele karena menyangkut kebersihan lingkungan kita. Jika lingkungan tak bersih bukan tak mungkin penyakit akan mudah mengenai kita... dan ingat selalu "Buanglah sampah pada tempat yang sudah disediakan".